Kamis, 20 Juni 2013

HALLYU WAVE IN INDONESIA


Banyak anak-anak muda begitu tergila-gila dengan boyband asal Korea seperti Super Junior, EXO, SHINee, TVXQ,dll. Akhir-akhir ini juga menjamur boyband dan girlband di Indonesia yang mengadaptasi dari boyband dan girlband asal negeri ginseng tersebut. Belum lagi banyak anak muda yang mendadak menggemari bahasa korea bahkan sengaja ikut kursus. (Contohnya saya, hahaha ^_^)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5fDpdDswLnANoggPtIdlX8bVOltTpj3Kh42fwMPIdRU1CIwvBpLIz7fTaM-fRF3IzRBRGOc6hBuMmOXV03lUnoPbZcKrPQC8KMyRTUKrT9wJ54GnJngwQ1ZacnNl0KnzmYT0VmDZ7dnv5/s1600/Super+Junior+-+Bonamana+Repackage.png

Fenomena ini dinamakan Halyyu Wave yaitu sebuah fenomena arus penyebaran budaya korea melalui kebudayaan populer seperti drama, musik, fashion, teknologi, film,dll . Pada awalnya, invasi kebudayaan korea ini hanya menjangkiti Cina. Kemudian menjalar sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Di Indonesia , awal merebaknya kebudayaan korea adalah melalui serial drama seperti Full House, Stairway to Heaven, Winter Sonata, Endless Love. Kemudian diikuti munculnya fenomena boyband dan girlband. Bahkan di Indonesia, kita akan mudah menemukan komunitas-komunitas pecinta kebudayaan korea yang sering melakukan kegiatan bersama seperti nonton bareng drama atau film korea, mengadakan lomba dance cover, acara memasak makanan korea, mengunjungi kedubes korea dan perusahaan korea, lomba membuat fanfiction, serta mengadakan festival K-Pop dan adat istiadat Korea.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfsvxuxCxWh1AOo6qCLchB01DcjtHZDBMxVKqlaMX8XjLCh1c2uXncB-uTz3w8QJNL-xYUpvARY0Re-NVleg7Kx7MvhdoszScpPWd7lNLxT-ik5iJIFhsL1C_BpCmzrZaQm1I3VMc0vaTG/s1600/14.jpg

Masuknya kebudayaan asing ini secara tidak langsung ikut mempromosikan sebuah negara dan memberikan keuntungan ekonomi kepada negara tersebut. Contoh:
1.       Film-film atau drama-drama korea dengan setting keindahan alam secara tidak langsung ikut mempromosikan pariwisata di negara tersebut. Dengan meningkatnya wisatawan, tentu devisa atau pemasukan negara juga meningkat (Contohnya Seoul Tower di drama Boys Before Flowers dan Pulau Jeju di drama Lie To Me).
2.     Dalam drama ataupun film Korea, seringkali aktris ataupun aktornya mengendarai mobil-mobil bermerk produksi dalam negeri, Smart Phone seperti merk Samsung yang juga merupakan produksi dalam negeri, serta fasilitas maupun teknologi menunjang lainnya yang ikut disajikan dalam drama ataupun film tersebut. Sehingga secara tidak langsung, mereka mempromosikan kemajuan teknologi mereka.
3.     Makanan tradisional yang disajikan dalam suatu adegan di film atau drama, secara tidak langsung ikut memperkenalkan kuliner khas negara Korea ke mata dunia.

 http://media.maangchi.com/wp-content/uploads/2012/04/gimbap.jpghttp://24.media.tumblr.com/tumblr_me1448PbUD1qcxz6to1_1280.png

Satu hal penting dalam rangka promosi budaya adalah kemasan. Kita tidak bisa membujuk orang untuk menggemari budaya kita tanpa kemasan yang menarik. Dalam hal ini, Korea sukses dalam mengemas kebudayaannya sehingga menjadi komoditi yang menarik dan memiliki daya jual. Korea tidak langsung menawarkan budaya tradisional mereka kepada masyarakat Indonesia, namun mereka menawarkannya dengan cara berbeda, melalui film dan drama. Seperti contohnya dalam drama dengan setting kerajaan Korea kuno. Atau dari film-film korea yang Kita tonton, tentu Kita paham kebiasaan dan cerminan cara hidup masyarakat korea sehari-hari.

Segi lain yang bisa dinilai plus dari K-Pop (istilah musik Korea) adalah totalitas musisinya. Para anggota boyband tidak segan-segan untuk melatih ototnya, dengan rajin nge-gym atau fitness agar tampak lebih keren dan kekar di mata para fans. Mereka juga rela merubah-rubah gaya maupun warna rambut demi selalu terlihat berbeda dan disukai para fans. Sedangkan para anggota Girlband, rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat demi menjaga bentuk tubuhnya agar terlihat sempurna dan sexy. Dilihat dari segi perusahaan musik (manajemen), totalitas juga tertcermin pada para petinggi perusahaan + staff yang tidak segan-segan merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan koreografer dan song writer ternama dari dalam maupun luar negeri (contohnya SM ENTERTAINMENT à agensi favorit saya, wkwkwk ^_^), tidak jarang juga mereka membuat Music Video mereka di luar negeri dengan biaya Milyaran (contohnya B.A.P dari TS ENTERTAINMENT)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihtEY75TqxystVe6_Wr5zim7NieN327a4IfpkO_F-8S4VIK1GttlRp9b0zuAMhPQhxdB_b1AM_JWTW_SQ1QXiW9woHUjV4_A_H09ZJzv7HRcJQBaQfWqI4EaTg8XulRN-VgphCEXNHhEC8/s1600/18032012-sm-entertainment.png http://www.wowkeren.com/images/events/ori/2013/02/14/b-a-p-mini-album-one-shot-02.jpg


Salah satu faktor penunjang popularitas kebudayaan korea di dunia adalah karena didukung oleh pemerintahnya.Pemerintah Korea membantu penyebaran Halyyu ini dengan menggunakan saluran televisi internasional seperti Arirang yang berbahasa Inggris, sehingga lebih mudah diterima masyarakat di berbagai penjuru negara. Yang bisa kita pelajari dari Hallyu Wave ini adalah kita juga bisa “menjual” kebudayaan Indonesia jika kita mau memberikan kemasan yang menarik. Sebenarnya kekayaan budaya Indonesia baik tradisi maupun populer tidak kalah dengan kebudayaan Korea. Hanya saja ada jarak antara budaya Indonesia dengan rakyat kebanyakan, khususnya anak muda.

Fanatisme anak muda kepada budaya asing bisa melunturkan rasa cinta kepada budaya Indonesia. Tetapi bukan berarti anak-anak muda kehilangan jati diri bangsa atau rasa nasionalisme. Namun sebenarnya ada kerinduan besar anak-anak muda kepada rasa nasionalisme.

Contohnya anak-anak muda Indonesia yang masih setia mendukung Indonesia dalam kompetisi internasional sepakbola. Atau anak-anak muda yang ikut memberi dukungan saat binatang asli Indonesia (komodo) menjadi nominasi New Seven Wonder. Contoh lain, saat Malaysia mengklaim sejumlah budaya Indonesia, di mana anak-anak muda juga tak segan melakukan pembelaan lewat berbagai jejaring sosial.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHa-RvvfI8e9oqO4ANOaYftpwnRFjwQ79UrJWrtGBljDh_xBpbHncbdZ7frjp_Tvw7n1yHCumLIaPGmJB0KC8O-lLbJ8vBHOrZEy0XpyR-OXKCFA3V0s8JkoKhZ4Vs27xIK42q2il2rEc/s1600/Wisata+Asik+ke+Taman+Nasional+Pulau+Komodo+2.jpg

Pemerintah seharusnya memberi ruang publik yang memadai untuk pengembangan budaya lokal. Penyebaran budaya harus dilakukan secara populer. Misalnya, pemerintah mewajibkan hotel-hotel untuk menyajikan tarian tradisional daerah atau televisi diwajibkan menampilkan pertunjukan tradisional dengan gaya modern. Contohnya, pesinden Soimah yang menampilkan musik keroncong dan campursari dengan gaya musik ala barat yang di-mix dengan musik Tradional Indonesia, sehingga tetap tidak melunturkan budaya asli Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar